Sabtu, 23 Maret 2013

Pengertian Metode Ilmiah dan Kasus

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Prediksi dari hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Eksperimen tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
KARAKTERISTIK METODE ILMIAH
·       Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
·        Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
·        Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
·        Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
·        Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
  1. Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.
  1. Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
  1. Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
  1. Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
  1. Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.
  1. Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.
Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya

Sabtu, 16 Maret 2013

Jenis Karangan Beserta Penjelasan


Nama : Anisa Maryati
NPM : 10210874
Kelas : 3ae13

                Jenis karangan beragam dan memiliki banyak perbedaan, oleh  karena itu akan saya bandingkan contoh beberapa karangan. Topik yang jadi pembahasan adalah karangan narasi, karangan deskripsi, karangan eposisi, karangan persuasi dan karangan argumentasi

1.      Karangan Narasi
 Karangan narasi ialah karangan yang menyajikan serangkaian  peristiwa yang biasanya disusun  menurut  urutan  waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, otobiografi.

    Ciri-ciri/karakteristik karangan Narasi
    a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
    b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang  menunjukkan peristiwa awal sampai akhir
    c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
    d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

            Contoh karangan  narasi :
            Aku tersenyum saat memandang frame kayu dengan gambar genik dengannya. Menikmati semilir angin dengan merebahkan tubuh ke kasur. Melintas senyumnya yang tak pernah musnah dari bayang semu. Mengingat seminggu  lalu aku mengantarnya ke sebuah bandara Jakarta. Mengizinkannya pergi demi pendidikan di luar pulau.
Gemercik hujan yang membuat kedua telapak tangan kaku karena dinginnya. Ku balut tubuh dengan selimut, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Perlahan air mata jatuh, sebagai pembuktian aku merindunya.
Berharap dentingan waktu cepat berlalu, agar kami bisa bersama dan menikmati indahnya taman remaja di Jakarta. Cepatlah pulang Ibam, aku menunggu kepulanganmu di tanah Jawa ini, jangan biarkan hatimu terbagi, ingatlah aku yang merindumu.

2.       Karangan Deskripsi
Karangan Deskripsi ialah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.
      Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi :
     a.  Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
     b.  Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman  pada diri pembaca agar seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri suatu objek yang  dideskripsikan
     c.  Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil  objek tertentu, yang dapat berupa  tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
     d.  Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif), atau sikap penulis.

Contoh Karangan Deskripsi :
            Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tertidur. Serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan kehalaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan terlihat sawah-sawah milik para petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makanan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesa ku rata-rata penduduknya berprofesi sebagai petani.

            Pagi ini terlihat sangat sibuk, dijalan-jalan terlihat ibu-ibu yang tengah berjalan menuju pasar untuk berjualan sayuran. Tetangga ku seorang peternak bebek juga tidak kalah sibuknya dengan orang-orang. Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebek-bebeknya kerawa dekat sawah untuk mencari makanan, bebek-bebek yang pintar mereka berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.

            Dihalaman rumah kakek ku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat, disamping kiri pohon mangga terdapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. Sungguh pemandangan yang indah desa yang sangat asri dan damai ini adalah desa tempat tinggal kakek ku serta tempat kelahiran ku. Desa yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi saat liburan. Selain bias bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan yang indah nan damai.

3.  Karangan Eksposisi
            Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang  memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan,
     memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.
 Ciri-ciri/karakteristik karangan Eksposisi
        a.  Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
        b.  Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi  (data faktual)
        c.  Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan  kehendak
        d.  Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
        e.  Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

            Contoh Karangan Eksposisi :
            Di banyak kota besar, kemacetan lalu lintas di jalan raya menjadi persoalan yang pelik. Sebenarnya ini merupakan yang tidak aneh. Meskipun demikian, kemacetan lalu lintas merupakan keadaan yang menjengkelkan kita sebagai pengguna jalan.

            Jika diperhatikan, pada waktu-waktu tertentu lalu lintas di jalan-jalan tampak macet. Pada pagi hari, kemacetan lalu lintas mulai terasa ketika warga masyarakat mulai berangkat ke tempat mereka bekerja dan para pelajar mulai berangkat ke sekolah. Pada siang hari kemacetan lalu lintas mencapai puncaknya.

            Banyak hal yang menjadi kemacetan lalu lintas. Pertama, adanya persilangan dengan jalan kereta api. Kedua, semakin banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan-jalan. Ketiga, banyak jalan digunakan sebagai parkir kendaraan dan sebagai tempat para pedagang kaki lima berjualan. Keempat, sering terjadi lampu lalu lintas mati. Kelima, sikap kurang terpuji pada pengemudi, seperti memberhentikan kendaraannya tidak pada tempatnya dan saling mendahului denan kendaraan lainnya. Terakhir, polisi lalu lintas tidak tampak di tempat tugasnya, apalagi jika lampu lalu lintas mati.

            Dengan demikian, akibat kemacetan lalu lintas pun muncul, seperti waktu yang terbuang percuma. Selain itu, bahan bakar juga terbuang percuma. Kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan polusi udara dan suara. Bahkan, dapat mengakibatkan stres yang menyerang kesehatan rohani kita.

4.  Karangan Persuasi
     Paragraf Persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau  pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
            Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat  tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi  ajakan dari ide tersebut.  Paragraf persuasi memang memiliki banyak kesamaan dengan paragraph argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah ajakan.

            Ciri-ciri Karangan persuasif :
  • Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah. 
  • Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
  • Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
  • kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
  • Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
  • hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
  • Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh Karangan Persuasi :
            Masyarakat Hindu di Bali mempunyai upacara kematian yang sangat unik dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ritual unik ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup besar, maka tak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu hingga menunggu perlengkapan ngaben telah siap. Jika ingin melihat ritual yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Hindu di Bali.


5.  Karangan Argumentasi
 Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca terhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti, dan contoh nyata.

      Ciri-ciri/karakteristik karangan Argumentasi
      a.    Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu
             diakui oleh pembaca
      b.   Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
     c.    Dalam argumentasi pengarang berusaha  mengubah sikap, pendapat atau pandanga pembaca
     d.    Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan  menjauhkan subjektivitas
      e.   Dalam membuktikan kebenaran pendapat  pengarang, kita dapat menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

Contoh Karangan  Argumentasi :
BAHAYA NYAMUK DAN OBAT NYAMUK

          Tidak diragukan lagi, nyamuk memang berbahaya terutama nyamuk penyebar malaria dan demam berdarah. Untuk melindungi diri dari gangguan nyamuk kita biasa pakai obat nyamuk. Tetapi apakah kita sadar jika pemakaian obat nyamuk ternyata dapat merugikan kesehatan manusia.

          Kawan,kawan selain obat nyamuk kita dapat juga memakai kelambu di tempat tidur, nyamuk tidak mampu menembus celah kecil kelambu. Kelambu ini tentu saja aman dan bebas efek samping yang merugikan kesehatan. Sayangnya ada orang yang merasa kelambu itu tidak praktis dan mngurangi keindahan tempat tidur, maka mereka ramai-ramai beli obat nyamuk. Bermacam-macam obat nyamuk memang sudah lengkap sekali dari jenis oles (lotion), obat nyamuk semprot, obat nyamuk bakar, hingga obat nyamuk elektrik. Kira-kira mana diantara jenis tersebut yang paling aman bagi kesehatan kita?

          Menurut para pakar kesehatan, keempat jenis obat nyamuk tersebut tetap saja membahayakan jika dipakai dalam waktu jangka pajang. Obat nyamuk terdiri atas unsur insektisida, zat pewarna, dan pewangi, yang kesemuannya mempunyai dampak buruk. Jika dosis yang terkandung masih dapat ditoleransi, maka bahaya dapat dikurangi. Setiap kemasan obat nyamuk tentu saja memiliki aturan pakai yang berbeda dari satu jenis dengan jenis lainnya. Bacalah aturan pakai baik-baik pada kemasannya, agar tidak salah pakai

          Dari keempat jenis obat nyamuk tersebut urutan terbaiknya adalah lotion, elektronik, semprot dan obat nyamuk bakar. Jika kamu jeli tentu harganya  juga sesuai bukan? Yang terbaik tentu saja harganya lebih mahal dari yang lainnya.


cepatlah pulang


 Anisa Maryati
10210874
3ea13       

            Aku tersenyum saat memandang frame kayu dengan gambar genik dengannya. Menikmati semilir angin dengan merebahkan tubuh ke kasur. Melintas senyumnya yang tak pernah musnah dari bayang semu. Mengingat seminggu  lalu aku mengantarnya ke sebuah bandara Jakarta. Mengizinkannya pergi demi pendidikan di luar pulau.
Gemercik hujan yang membuat kedua telapak tangan kaku karena dinginnya. Ku balut tubuh dengan selimut, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Perlahan air mata jatuh, sebagai pembuktian aku merindunya.
Berharap dentingan waktu cepat berlalu, agar kami bisa bersama dan menikmati indahnya taman remaja di Jakarta. Cepatlah pulang Ibam, aku menunggu kepulanganmu di tanah Jawa ini, jangan biarkan hatimu terbagi, ingatlah aku yang merindumu.

Senin, 11 Maret 2013

Pangeran SMA

           Anisa Maryati
           10210874

             Melihatmu, ketika masih bercengkrama dengan putih abu-abu. Memandangmu,saat berpapasan menuju kantin sekolah. Atau mungkin kita bertemu saat upacara bendera dan  praktek olahraga di tengah rerumputan hijau yang menyibak, hanya saja belum paham “siapa pangeran lembut itu?”

            Saat itu (April 2012)  pesan menyapaku ramah. Yah walau melalui dunia maya. Jengah dan malas aku membalasnya. Siapa kamu? darimana kamu? Apa niat kamu? Aku gantungkan saja semua yang ada. Namun sederet pesan terus menggangguku di social network.

            Ntah bulan apa, saat melihat list friends di teman-teman SMA, bergegas aku membuka profil dan menemukan logo SMA tempat  mencari ilmu 4 tahun silam. Ternyata pangeran itu adalah kawan SMA ku, namun siapa? Kelas berapa? Angkatan berapa?

            Menu pesan kembali diisi surat-surat singkat. Aku membalasnya untuk menceritakan kehidupan di putih abu-abu dan ternyata kamu adalah kakak kelas yang sering jumpa di sekolah dulu.

Tiga tahun lepas pandang, dan kini kita kembali bertemu, bersatu untuk memulai hari-hari indah, melangkah dan mengukir waktu bersama . Waktu yang mempertemukan kita walau tidak mudah melangkah dalam suatu perjalanan. Liku-liku yang terjal harus kita tempuh untuk mencapai keabadian yang diharapkan. Kini ku sadari kamu sungguh berarti, karena memang kamu adalah bintang dalam hidupku. Terima kasih pangeranku berinisial IB