Jumat, 31 Mei 2013

Resensi


A.        Pengertian Resensi

            Resensi jika dari bahasa Latin,  revidere  (kata kerja) atau recensie.Artinya “melihat kembali, menimbang, atau menilai.” Tindakan meresensi mengandung “memberikan penilaian, mengungkapkan kembali isi pertunjukan, membahas, dan mengkritiknya.”
Dalam buku Bahasa dan Sastra Indoneisa (yang ditulis Euis Sulastri dkk) Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda,  resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, pengertian resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah.
Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah  timbangan buku.
Apa sih tujuan Resensi Buku itu?
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi.

Ada beberapa syarat untuk meresensi (membuat resensi) buku
1.      Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2.      Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang,    
         atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi
3.      Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4.      Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.

            Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.


1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.



Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.



B. Unsur-unsur Resensi



Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:



1. Membuat judul resensi



Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.



2. Menyusun data buku



Data buku biasanya disusun sebagai berikut:



a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);



b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);



c. penerbit;



d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);



e. tebal buku;



f. harga buku (jika diperlukan).



3. Membuat pembukaan



Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:



a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;



b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;



c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;



d. memaparkan keunikan buku;



e. merumuskan tema buku;



f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;



g. mengungkapkan kesan terhadap buku;



h. memperkenalkan penerbit;



i. mengajukan pertanyaan;



j. membuka dialog.



4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku



Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:



a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;



b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;



c. keunggulan buku;



d. kelemahan buku;



e. rumusan kerangka buku;



f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);



g. adanya kesalahan cetak.

Contoh Resensi Buku






Judul Buku       :  Loretta
Pengarang        : Vanny Chrisma W.
Penerbit           :  Flashbooks
Cetakan           :  I, November 2011
Tebal buku       : 406 halaman

Novel ini berisi tentang sebuah kehidupan yang keras yang dialami olah seorang gadis kecil yang dengan sangat terpaksa harus memakan bara-bara sebuah kehidupan, yang kita pun belum tentu dapat menjalaninya, menjadi sebuah inspirasi kehidupan agar kita tak mudah menyerah, wajib di baca untuk orang-orang bermental tempe (lemah) yang selalu merasa hidupnya yang sangat menderita di saat masih bias memakan nasi putih dengan lauk pauknya di temani dengan ayah dan ibunya, namun merasa ia masih kekurangan, sungguh orang-orang seperti itu harus membacanya.
 Dapat dikuti dari beberapa isi didalam buku ini seperti kata-kata Loretta kepada kakek masengga saat ia ber kata “ aku suka mengambar namun hanya ada dua warna yang kusukai hitam dan putih” kata kata yang dijelaskannya kepada kakek masengga karena hidup hanyalah hitam atau putih, dan kakek masengga tersenyum dan pura-pura tidak tau artinya, seorang anak kecil yang dijual ayah untuk menjadi pelayan pribadi yang berumur blum genap 14 tahun memberi pilosopi kepada kakek tua yang umurnya sudah hamper 4 kali umurnya.
Atau pun mungkin ada satu kata yang membuat saya sendiri takjub saat membaca nya, ketika LORETTA bertanya pada kakek Masennga " apa arti dari kaligrafi ini kek? " , kakek masengga menjawab nya dengan penuh rasa percaya " itu artinya Cintailah kekasihmu dengan sewajarnya saja, karena bukan tidak mungkin ia akan menjadi seterumu. Dan bencilah seteru mu dengan sewajarnya, karena bisa saja dia menjadi kekasihmu"
  
Didalam buku ini pun juga terdapat beberapa puisi dan syair-syair yang menghanyutkan dan mengores di hati, contoh puisi yang ter dapat pada halaman 13,
Kau kenal diriku saat aku tak kenal driku
Dan ketika aku kehilangan dirimu kau temukan aku.
Kapan pun hal buruk terjadi
Dan kulupa hal baik yang kupunya,
Kau bantu mengingatkanku.
Kuceritakan kegembiraanku kepada mu.
Kegembiraan ku bertambah.
Kuceritakan kesedihanku, semua itu leyap.
Dan ketika aku ingin berhenti
Kaumembuatku tetap berjalan,
Sedikit demi sedikit.
Sampai selesai.
Persahabatan adalah sebuah seni dan kau telah membuat
Tindakan persahabatan sebagai maha karyamu
Kutahu karena aku berani menghadapi ngilunya dingin karena kau ada
Tuk menghangatkan hati ku.
Moma…..
Sebuah puisi yang ia berikan untuk satu-satunya sahabatnya yang sangat setia, yang tak pernah meminta apapun yang tak penah meningalkanya apa lagi menyusahkannya, Moma adalah seekor kucing yang tanpa sengaja ditemuinya dan terus menerus mengikutinya sempai kemanapun loretta berjalan tak mengenal lelah atau pun letih.
Ya Loretta itu hanyalah seorang gadis kecil penyemir sepatu dan dan tak kadang berubah propesi menjadi pencuri, tentu bukan karena tampa alas an, ayah yang pemabuk berat penjudi dan tukang main perempuan ta kenal lelah menghantam tubuh Loretta dengan sabuk yang ia kenakan tak cukup hanya berbekas merah bahkan hingga mengeluarkan darah, ya tentu bukan alan pertama untuknya untuk menjadi pencuri, uangnya menyemir sepatu selalu digunakannya untuk membayar rumah sakit ibunya yang terbaring lemah karena koma, ya tentu tak masuk akal seharusnya ayahnya yang membayar rumah sakit itu tapi apa dikata sedangkan ayahnya saja tak punya kerjaan untuk minum minuman keras dan berjudi saja ia harus memeras Loretta sampai kering tak bersisa, jika Loretta tak memberikan uang hasil dari menyemir dan mencurinya ya tentu saja cambukan cambukan seperti mencabuk budak untuk berkerja, tentu Loretta kewalahan untuk mencari uang untuk ibunya dan untuk menghidar dari amukan ayahnya.

Loretta selalu menangis didalam hatinya bagaimana ia harus belajar indahnya tersenyum di saat hidupnya bagai ikan di atas pengorengan, ia pun mendatangi ayahnya dengan sempat berkelahi hebat ia berkata pada ayahnya “ aku akan lakukan apapun agar ibu dapat kembali sehat dan hidup walau pun harus di tukar dengan nyawa ku” ayahnya terdiam terasa tak dapat berbicara saat mendengar kata dari anak satu-satunya hasil buah cintanya dengan istrinya yang terbaring koma sperti mayat dan tak berharga untuknya, lalu tanpa banyak kata ia mengemas baju Loretta dan berkata “ikuti aku”, Loretta tak bertanya dan langsung ikut saja dalam hatinya berkata “apa aku akan dijadikan pelacur atau di buangnya karena ia lelah melihatku….?”.
Tak cukup sampai disitu begitu banyak bahkan cerita yang menakjubkan untuk di simak dalam novel ini yang akan segera membuatmu merasamenjadi manusia paling bahagia di dunia ini sampai terasa terbang kelangit ke tujuh, dan akan segera bersukur dan berdoa agar tak ada yang mengalami nasip seburuk itu.
Cerita di novel ini termasuk cerita fiksi karena cerita yang tergambar begitu rumitnya perjalanan hidup Loretta masihlah sebuah mimpi dari anak tuan masengga yang sedang pingsan karena obat bius yang diberikan doctor untuk memudakannya dalam masa persalinan, yang tak lama di ruangan sebelah lahir jua lah bayi bernama Loretta, apakah semua mimpi yang tergambar oleh anak tuan masengga akan menjadi sebuah kenyataan, novel ini baik dikonsumsi untuk remaja dan dewasa yang mulai merasakan problema hidup.

 Keunggulan buku ini ia lah tata bahasanya yang dapat dipahami dengan mudah, ceritanya yang tak rumit untuk dimengerti, cerita yang membuat pembaca akan sanggat penasaran untuk membacanya hingga selesai, puisi, syair dan pilosopi kehidupan yang begitu menyentuh jiwa yang tersusun begitu indah, sedangkan kelemahan yang tergambar hanyalah setelah slesai membaca akan membuat orang yang membaca akan sangat penasaran untuk mengetahui keterusanya semua cerita yang tergambar hanyalah mimpi dan sangat ingin tahu kebenarannya dan membuat sangat penasaran karena tak ada lembar selanjutnya yang dapat di baca membuat cerita sedikit mengantung.

Dengan ini novel berjudul Loretta ini akan membuat orang yang membaca terinspirasi tentang sebuah kehidupan yang berat, kisahnya yang sangat menyayat menjadi sebuah senjata ampuh sebuah novel untuk dibaca, tentu harus berdampak positif.

Akhir resensi saya katakan : Hargai seseorang yang mungkin ada disamping kalian, jangan kalian sia-siakan, dan jalani hidup sebagai mestinya, teruslah raih segala yang ada dalam fikiran kalian, terus berfikiran positif, niscaya dengan semua yang kita lakukan itu, kita akan mendapatkan kebahagiaan.
Loretta adalah gadis kecil yang sangat meng-inspirasi kita semua, dia mampu membuat jantung berdegup kencang, hati penasaran, dan tangisan mungkin tak dapat terbendung.

sumber :



Senin, 06 Mei 2013

pengertian laporan

 
Pengertian laporan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor melakukan suatu kegiatan.

            Dalam pembuatan suatu laporan formal, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik, jelas dan teratur. Bahasa yang baik tidak berarti bahwa laporan itu mempergunakan gaya bahasa yang penuh hiasan, melainkan dari segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik antara satu kata dengan kata yang lain dan antara satu kalimat dengan kalimat lain. Penggunaan kata ganti orang pertama dan kedua harus dihindari, kecuali penggunaan kata ”kami” bila yang menyampaikan laporan adalah suatu badan atau suatu tugas.

 Prinsip – prinsip Penulisan laporan

Laporan pada dasarnya adalah alat komunikasi juga. Supaya dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang efektif, sebuah laporan harus memenuhi syarat–syarat berikut ini.

1. Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap

2. Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan komunikatif

3. Benar / akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan sangat diperlukan.

4. Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.

5. Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran umum dalam minilai sesuatu.

6. Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.


Jenis Laporan

Laporan dapat digolongkan menurut :

1. Maksud pelaporan

    Laporan informativ, yaitu laporan yang dimaksudkan untuk memberi informasi dan bukan dimaksudkan untuk memberi analisis atau rekomendasi. Titik pentingnya adalah pemberian informasi yang akurat dan terinci.
    Laporan rekomendasi, yaitu laporan yang di samping memberikan informasi juga menyertakan pendapat si pelapor, dengan maksud memberikan rekomendsasi (usul yang tidak mengikat). Meski demikian akurasi dan rincian informasi tetap diperlukan supaya rekomendasi yang diberikan juga meyakinkan.
    Laporan analitis, yaitu laporan yang memuat sumbangan pikiran si pelapor, bisa berupa pendapat atau saran, setelah melalui analitis yang matang dan mendalam. Kebanyakan laporan akademis berada pada kategori ini.
    Laporan Pertanggungjawaban, di mana si pelapor memberi gambaran tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan (Progress report) atau sudah dilaksanakan (bersifat evaluatif).
    Laporan Kelayakan (feasibility report). Pelapor menganalisis suatu situasi atau masalah secara mendalam untuk menuju penilaian yang bersifat pilihan: layak atau tidak. Berbagai alternative dinanalisis, kemudian ditentukan mana yang lebih baik.


2. Bentuk Laporan

    Laporan berbentuk Memo; Biasanya laporan pendek yang memuat hal – hal pokok saja, dan beredar di kalangan intern organisasi.
    Laporan berbentuk Surat; Isinya lebih panjang daripada laporan yang berbentuk memo, sekitar tiga lembar folio. Bisa ditujukan ke luar organisasi.
    Laporan berbentuk naskah; Laporan ini bisa panjang atau pendek. Bila panjang dibuat dalam format buku, dan dalam penyampaiannya mutlak diperlukan surat atau memo pengantar.
    Laporan berbentuk Campuran; Laporan ini tidak lain gabungan antara bentuk naskah dengan memo atau surat. Dibuat begini karena isinya cukup kompleks sehingga harus dipadukan dengan bentuk naskah agar pengkodean bagian – baiannya lebih mudah dilakukan.
    Laporan berbentuk formulir.
    Laporan berbentuk buku.

3. Waktu Penyampaian

    Laporan Insidental; Laporan ini tidak disampaikan secara rutin, hanya sekali- sekali saja dalam rangka suatu kegiatan yang tidak terjadwal tetap.
    Laporan Periodik; Ditulis dalam suatu periode tertentu dan dinamai sesuai periodenya pula. Contoh: Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan seterusnya.   

sumber :
http://faizul-myblog.blogspot.com/2012/05/pengertian-laporan.html