Minggu, 23 Juni 2013

Ketika Rasa Berkata


Ntah apa yang bisa terucap, ketika ibam mulai bertanya “hal apa yang membuat kamu mencintaiku, cha?” pasti hening seketika, karena sulit memberikan penjelasan “yang jelas aku takut kehilanganmu”. Disaat itu pula, air mata kembali berurai memiliki arti “aku kesal dengan jarak seperti ini, aku kangen, aku hampa, aku resah dan aku takut”
Dengan petikan gitar dan bait-bait rangkaiannya, ibam berirama dengan mesra, di selingi “aku mencintaimu, cha”  kapan semua ini akan terjadi sesuai keinginan ku? Bersatu dalam bahtera, tanpa jarak seperti ini?
Minggu lalu ibam menambah satu dalam umurnya, ketika itu juga aku berharap dapat bersanding di sisa umurnya. Tapi lagi dan lagi, sebuah jarak menghantar kata sabar yang menusuk hati. Mungkin terlalu berlebihan untuk diungkapkan, tapi hanya inilah yang mampu mewakili keresahan ketika kita tidak bisa bertemu.
Jadilah seseorang yang sukses untuk orang sekitar ya sayang, fokuskan pada satu cita-citamu, bersandar diruang sejuk dan mampu membenahi kejanggalan dalam laporan keuangan. Aku datang dengan kedua orangtuaku, ketika stetoskop sudah resmi melingkar di leherku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar